banner

Senin, 02 Mei 2016

Gua Sanghyang Tikoro Cianjur

Lokasi Wisata Cianjur

Selain Puncak, Bandung juga merupakan destinasi wisata akhir pekan favorit bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Untuk dapat mencapai kota Bandung, warga Jakarta cukup menggunakan jalan tol saja, sehingga sangat mudah mengakses kota yang berada di daerah pegunungan ini. Bagi warga Jakarta yang tidak mempunyai kendaraan, tidak perlu kuatir karena banyak sekali jasa travel yang menyediakan transportasi dari Jakarta ke Bandung.

Selain kemudahan aksesnya, Bandung juga memiliki banyak tempat wisata menarik sehingga ramai dikunjungi wisatawan yang berdomisili di sekitar Bandung. Nah kali ini tim wisata hits akan memberikan salah satu tempat wisata di sekitar bandung tepatnya di kabupaten cianjur yang sangat menakjubkan.

Sanghyang adalah sebutan bagi Gua atau sungai yang dianggap suci atau bersejarah bagi masyarakat setempat. Sanghyang Tikoro sendiri diartikan sebagai gua yang beraliran sungai dimana sungai tersebut masuk ke dalam gua dan tidak diketahui arah alirannya menuju kemana. Konon kata masyarakat setempat, jika kita memasukkan sebatang lidi ke dalam aliran sungai disana maka akan terdengar seperti suara manusia tersedak. Maka dari itulah disebut Tikoro dalam bahasa Sunda, yang artinya adalah Tenggorokan.

Sanghyang Tikoro letaknya sangat berdekatan sekali dengan Waduk Saguling, Cianjur. Tepat disebelah situs ini terdapat gedung megah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang sumber daya nya diperoleh melalui aliran sungai dalam 2 pipa raksasa. Sebagian oranng masih kebingungan jika ingin menemukan situs ini, maka dari itu melalui artikel ini penulis akan mencantumkan titik koordinat Sanghyang Tikoro dan Sanghyang Poek, agar kalian dapat dengan mudah melacaknya lewat GPS atau Google maps. Koordinat lokasinya adalah S6’51.713′ dan E107’21.256′.

Situs Sanghyang Tikoro sendiri secara umum terletak di daerah Cianjur, tepatnya sekitar Waduk Saguling. Tidak ada rambu-rambu khusus yang menunjukkan keberadaan situs ini. Namun sebagau patokan, setelah belok ke pintu gerbang Waduk Saguling dari jalan raya Bandung – Cianjur, sekitar 1 km kemudian akan menemui pertigaan, nah disana terdapat papan penunjuk arah yang bertuliskan “Power House” ke arah kanan. Tinggal ikuti arah ke kanan tersebut dan tidak lama kemudian akan menemui bangunan besar pembangkit listrik yang dinamakan Power House tadi. Situs Sanghyang Tikoro berada di sebelah bangunan ini. Berikut akan coba saya deskripsikan secara terpisah mengenai Sanghyang Tikoro.

Tepat disebelah bangunan Power House, kalian akan menjumpai tangga turun yang berakhir di sebuah pelataran kecil. Setelah menuruninya, kalian baru akan menjumpai wujud Sanghyang Tikoro. Karena letaknya memang cukup tersembunyi, sehingga tidak terlihat jelas jika kalian tidak menuruni pelataran tersebut.

Gua Cianjur

Kami sendiri merasa kurang puas jika hanya melihat lubang gua sungai bawah tanah jika tidak mendekat langsung, akhirnya “ide nakal” pun terlintas. Kami saat itu melompat pagar agar bisa langsung mendekat ke mulut Gua. Hal ini jangan ditiru, karena aliran sungai sangat deras, dan resiko terjatuh sangat besar. Saat itu rasa haus kami akan petualangan telah mengalahkan akal sehat..hahaha. Dan akhirnya kami berhasil mencapai mulut gua, tentu dengan aliran sungai misterius nya.

Mengapa misterius? Yap, karena sampai saat ini tidak ada seorang pun yang tahu akan arah aliran sungai ini akan berlabuh kemana. Suara aliran sungai yang deras terdengar menggema keras sekali saat memasuki gua. Jika diamati melalui suara, sepertinya sudut elevasi setelah melewati gua ini akan menurun, sehingga muncul suara air layaknya air terjun.

Gua Sanghyang Menakjubkan

Masyarakat setempat bahkan mengaitkan Sanghyang Tikoro dengan legenda surutnya Danau Bandung Purba. Tentu saya sendiri juga penasaran dengan legenda tersebut. Setelah saya cari tahu, saya menemukan artikel ilmiah disini,

Dalam artikel tersebut, sudah beberapa kali dimuat artikel tentang bobolnya Danau Bandung Purba yang ditulis oleh T. Bachtiar. Tulisan-tulisan itu didasarkan terutama dari makalah ilmiah di Majalah Geologi Indonesia Vol. 17 No. 3 Desember 2002, terbitan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) berjudul “Analisis Geomorfologi Perbukitan Saguling-Sangiangtikoro: Pengeringan Danau Bandung Purba tidak Melalui Gua Sangiangtikoro” oleh Budi Brahmantyo, Sampurno, dan Bandono.

Pada makalah itu dibuktikan bahwa Gua Sanghyang tikoro yang berelevasi tidak lebih dari 354 m di atas laut rata-rata bukan penyebab bobolnya Danau Bandung Purba. Di balik selatan Gua Sanhyang tikoro terdapat dinding alam tinggi dan kokoh yang menjadi penghalang genangan danau purba dengan Sangiangtikoro. Agar danau purba surut, tentunya harus membobol dinding penghalang ini yang menghubungkan puncak-puncak punggungannya yaitu Pasir Kiara 732 m dan Puncak Larang 850 m.

Jika kita mengamati tekstur batuan sekitar, maka akan tampak batuan sejenis batuan kapur yang notabene tidak ramah dengan air. Peneliti hanya dapat memastikan bahwa Sanghyang Tikoro bukanlah penyebab surutnya Danau Bandung Purba, namun tetap saja tidak menemukan jawaban tentang kemana aliran sungai ini bermuara?

Mungkin kalian harus datang ke lokasi ini untuk menemukan sensasi melihat langsung sungai bawah tanah Sanghyang Tikoro.

Pos ini memiliki 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement